TUGAS MAKALAH
AJARAN- AJARAN POKOK
ALIRAN ASY’ARIH
Makalah ini disusun guna memenuhu tugas
Mata Kuliyah Tauhid
Dosen pengampu :
WIJI WIDAYATI
Oleh :
MUNAWAROTUL FAUZIYAH
( 09470053 )
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aliran Asy'ariah adalah aliran yang dibawa oleh Abdul –Hasan Ali bin Ismail Al- Asy'ari . Bahkan sampai saat ini aliran Asy'ariah masih dipakai dan banyak sekali pengikut- pengikutnya . Oleh karena itu kita sebagi umat islam harus mengetahui siapa Al- Asy'ari , bagaimana riwayat hidupnya dan bagaimana ajaran- ajaran pokok maupun doktrin- doktrinya . Dan mengapa aliran Asy'ariah masih tetap exsist sampai saat ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa Al-Asy'ari itu ?
2. Bagaimana ajaran – ajaran pokoknya ?
3. Latar belakang social budaya yang bagaiman sehingga muncullah konsep –konsep ajaran pokok Asy'ariah ?
C. TUJUAN PENULISAN
Kita bisa mengetahui sejarah adanya aliran Al-Asy'ari , bagaiman ajaran- ajaran pokoknya, selain itu keimanan kita juga semakin bertambah . Dan kita sebagi manusia yang berpendidikan bisa mengambil hikmah dari ajaran Asy'ariah dalam kehidupan kita.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayat hidupnya
Namanya Abdul Hasan Ali bin Ismail ,keturunan daru Abu Musa Al-Asy'ari . Beliau lahir di Basrah pada tahun 260 H/ 873 M dan wafat tahun 324 H/ 935 M di kota Bagdad . Pada waktu kecil ia berguru pada seorang Mu'tazilah terkenal , yaitu Al- Jubba'i dan mempelajari ajaran –ajaran Mu'tazilah dan mendalaminya .Aliran ini terus diikutnya hingga ia berusia 40 tahun , dan tidak sedikit umurnya digunakan untuk mengarang buku- buku kemu'tazilahan .
Asy'ari menganut paham Mu'tazilah hanya sampai ia berusia 40 tahun. Setelah itu , secara tiba- tiba ia mengumumkan dihadapan para jamaah masjid Basrah bahwa dirinay meninggalkan paham Mu'tazilah dan menunjukkan keburukan - keburukannya.
B. Ajaran – Ajaran Pokok Aliran Asy'ariyah
Ajaran pokok Asy'ariyah maupun doktrin – doktrin Teologi pemikiranya bercirikan pengambilan jalan tengah antara pendapat pihak- pihak yang berlawanan dan secara esensial menampilkan sebuah upaya sintesis antara formulasi ortodoks ekstrim di satu sisi dan Mu'tazilah di sisi lain .Aktualitas formulasinya jelas menampakkan sifat yang reaksionis terhadap Mu'tazilah . Sebuah reaksi yang tidak dapat dihindari1
Adapun ajaran –ajaran pokok Asy’ariah yaitu :
1. Tuhan dan sifat – sifat-Nya
a. Sifat Tuhan pada Umumnya
Menurut Asy'ari tidak dapat dipungkiri bahwa Tuhan mempunyai sifat, karena perbuatan –perbuatannya, disamping menyatakan bahwa Tuhan mengetahui ,menghendaki ,berkuasa dan sebagainya juga mempunyai pengetahuan ,kemauan dan daya.2 Dan menurut AL –Baghdadi bahwa daya, pengetahuan,hayat, kemauan , pendengaran ,penglihatan,dan sabda Tuhan adalah kekal .3
b. Anthropomorphisme
Kaum Asy'ariyah juga tidak menerima anthropomhisme dalam arti bahwa Tuhan mempunyai sifat –sifat jasmani yang sama dengan sifat – sifat jasmani manusia .Mereka tetap mengatakan bahwa Tuhan sebagai disebut dalam Al-quran ,mempunyai mata , muka, tangan , dan sebagainya , tetapi muka, tangan ,mata Tuhan berbeda dengan yang ada pada manusia.4 Seperti kata As'ari ,Tuhan mempunyai dua tangan , tapi itu tidak boleh diartikan rahmat atau kekuasaan Tuhan .Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Tuhan hidup dengan hayat, tetapi hayat-Nya tidak sama dengan hayat manusia.5
Tentu timbul pertanyaan jika tidak sama dengan yang ada pada manusia ,maka bagaimana sifat tangan, mata, muka dan sebagainya itu? Jawab Al –Asy'ari :"Tuhan mempunyai mata dan tangan yang tak dapat diberikan gambaran atau definisi.
c. Melihat Tuhan
Logika mengatakan bahwa Tuhan bersifat immateri , tak dapat dilihat dengan mata kepala. Kaum As'ariyah sebaliknya bahwa Tuhan akan dapat dilihat oleh manusia dengan mata kepala di akherat nanti.Menurutnya Tuhan mempunya sifat –sifat tajassum atau anthropomorohis, sungguhpun sifat- sifat itu tidak sama dengan sifat jasmani manusia yang ada dalam materi ini .Tuhan berkuasa mutlak dan dapat melakukan apa saja . Sebaliknya akal manusia lemah dan tak sanggup mamahami perbuatan dan ciptaan Tuhan 6.
Walaupun itu bertentangan dengan akal manusia dapat dibuat dan diciptakan Tuhan bahwa manusia dapat melihat Tuhan dan itu tidaklah mustahil .Kata AL-As'ari :"kalau Tuhan melihat diri-Nya , Ia akan mampu membuat manusia melihat Tuhan .7
d. Sabda Tuhan
Mengenai sabda Tuhan ataun Kalam Allah atau tegasnya Al- quran persoalan dalam teologi adalah Kalau sabda merupakan sifat , sabda meski kekal tapi sebaliknya sabda tersusun dan oleh sebab itu mesti diciptakan dan tidak kekal.
Kaum Asy'ariyah berpegang keras bahwa sabda adalah sifat dan sebagai sifat Tuhan mesti kekal. Sabda bagi mereka adalah arti atau makna abstrak dan tidak tersusun. Sabda bukanlah tersusun dari huruf dan suara ,sabda itu tersusun dalam arti kiasan .Sabda yang benar adalah yang terletak dibalik yang tersusun itu. Sabda yang tersusun dari huruf dan kata- kata bukanlan sabda Tuhan 8.
2. Kebebasan dalam berkehendak (Free Will and Predestination )
Kaum As ' ariyah berpendapat bahwa perbuatan Tuhan tidak mempunyai tujuan . Yang mendorong Tuhan berbuat sesuatu semata –mata adalah kekuasan dan kehendak mutlak-Nya dan bukan karena kepentingan manusia atau tujuan yang lain.9
As'ariyah juga berpendapat bahwa akal mempunyai daya yang kecil dan manusia tidak mempunyai kebebasan atas kehendak dan perbuatannya, kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan haruslah berlaku semutlak – mutlaknya .As'ari sendiri menjelaskan bahwa Tuhan tidak tunduk kepada siapapun dan tidak satu dzat lain di atas Tuhan yang dapat membuat hukum serta menentukan apa yang boleh dibuat dan apa yang tidak boleh di buat. Kalau Tuhan menginginkan . ia dapat saja meletakkan beban yang tak terpikul oleh manusia .10
Ayat –ayat Al-quran yang dijadikan sandaran As' ariyah adalah Surat Al- Buruj ayat 16, Yunus ayat 99, As- Sajadah ayat 13 .Al-,An'am ayat 112 dan Al- B aqoroh ayat 253.
Ayat – ayat tersebut difahami sebagai pernyataan tentang kekuasaan dan kehendak Tuhan . Karena menekankan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan , aliran As'ariyah memberikan makna keadian Tuhan dengan pemahaman bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak terhadap makhluk-Nya dan dapat berbuat sekehendak hati-Nya 11 .
Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa keadilan Tuhan dalam konsep As'ariyah terletak pada kehendak mutlak-NYa
3. Pelaku Dosa Besar
Terhadap pelaku dosa besar, Al-asy’ari, sebagai wakil ahl-as-Sunah, tidak mengkafirkan orang-orang yang sujud ke baitullah (ahl-al-qiblah) walaupun melakukan dosa besar, seperti berzina dan mencuri. Menurutnya, mereka masih tetap sebagai orang yang beriman dengan keimanan yang mereka miliki, sekalipun berbuat dosa besar. Akan tetapi jika dosa besar itu dilakukannya dengan anggapan bahwa hal ini dibolehkan (halal) dan tidak meyakini keharamannya, ia dipandang telah kafir.
Asy'ari mengatakan bahwa orang mu'min mengesakan Tuhan tapi fasik ,terserah kepada Tuhan ,apakah akan diampuninya apakah akan masuk surga, ataukah dijatuhi siksa karena kefasikannya, tapi kemudian dimasukkan ke dalam surga.12
Adapun balasan di akhirat kelak bagi pelaku dosa besar, apabila ia meninggal dan tidak sempat bertaubat, maka menurut Al-asy’ari, hal itu bergantung pada kebijakan Tuhan Yang Maha Esa berkehendak mutlaq. Dari paparan singkat ini, jelaslah bahwa Asy’ariyah tidak mengkafirkan para pelaku dosa besar.
4. Akal dan Wahyu
Kaum asy’ariyah berpendapat akal memang dapat mengetahui adanya Tuhan. Tetapi akal tidak dapat mengetahui cara berterima kasih kepada Tuhan. Untuk mengetahui hal-hal tersebut diperlukan wahyu. Melalui wahyu manusia bisa mengetahuinya. Tanpa wahyu, manusia tidak akan tahu.
Ia juga berpendapat bahwa baik dan buruk tak dapat dikteahui oleh akal .Wahyulah yang menjelaskan baik dan buruk kepada manusia.13
5. Iman dan Kufur
Al-Asy'ari berkata ,"…Iman (secara esensial) adalah tashdiq bi al –janan (membenarka dengan kalbu ). Sedangkan 'mengataan' (qawl) dengan lisan dan melakukan berbagai kewajiban utama ( amalbi al-arkan ) hanyalah merupakan furu ( cabang-cbang ) iman .Oleh sebab itu, siapapun yang membenarkan keesaan Tuhan dengan kalbunyadan juga utusan –utusannya beserta apa yang meraka bawa darinya , iman semacam itu merupakan iman yang sahih….Dan keimanan seseorang tidak akan hilang kecuali jika mengingkari salah satu dari hal-hal tersebut.14
6. Keadilan Tuhan
Mereka percaya pada kemutlakan kekuasaan Tuhan, Asy'ari berpendapat bahwa perbuatan Tuhan tidak mempunyai tujuan,yang mendorong Tuhan untuk berbuat sesuatu semata-mata adalah kekuasan dan kehendak mutlak-Nya dan bukan karena kepentingan manusia atau tujuan yang lain. Asy'ari juga berpendapat bahwa Allah itu adil tetapi Allah tidak memiliki keharusan apapun karena ia adalah penguasa Mutlak.
Jadi paham Asy'riah tentang keadilan Tuhan adalah Keadilan Raja Absolut, yang memberi hukuman menurut kehendak-Nya tidak terikat pada suatu kekuasaan , kecuali kekuasan-Nya sendiri.
7. Perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia
Dalam menggambarkan hubungan perbuatan manusia dengan qodrat dan iradat Tuhan, Abu Hasan Ali Bin Ismail al-Asy’ari menggunakan paham Al-Kasb, yang dimaksud dengan al-Kasb adalah berbarengan kekuasaan manusia dengan perbuatan Tuhan. Artinya apabila seseorang ingin melakukan suatu perbuatan, perbuatan itu baru terlaksana jika sesuai dengan kehendak Tuhan. Atau dengan kata lain manusia tidak berkuasa menciptakan sesuatu ,tetapi berkuasa untuk memperoleh (kasb) sesuatu perbuatan.
BAB III
LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA
MUNCULNYA KONSEP AJARAN – AJARAN POKOK ASY’ARIAH
Adanya paham atau ajaran pokok Asy’ariah dilatarbelakangi muculnya paham Asy’ariah terlebih dahulu, dimana awal dari munculnya paham Asy’ariyah ini diawali adanya paham atau pemikiran dunia islam pada masa Mu’tazilah yang bercorak rasionalis murni. Maka pada masa sesudahnya berubah corak- coraknya sedemikian rupa , sehingga bisa diterima sebagai alat untuk memperkuat ajaran –ajaran agama dan di pandang sebagai tali penghubung antara taklid membuta yang memegangi teguh- teguh nas – nas agama dan penakwilan nas tersebut .
Tali penghubung tersebut diadakan oleh seorang yang mula –mula terdidik oleh paham Mu’tazilah dan memeluk pula ajaran- ajarannya ,dan pada akhirnya dia meninggalkan paham dan ajaran tersebut untuk mengemukakan ajaran dan pahamnya tersendiri .Beliau adalah Imam Al’Asy’ari, ysang terkenal dengan aliran ‘Ahlussunah Wal Jamaah’.15
Pada waktu berumur 40- tahun, Al-Asy’ari sempat berguru pada seorang tokoh Mu’tazilah terkenal yaitu Abu Ali al-Jubbai Muhammad ibn Abdul Wahhab, bahkan sebagai penganut faham Mu’tazilah yang berpendapat bahwa al-Qur’an adalah mahluk Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kepala,manusia itu sendiri yang menciptakan pekerjaan dan keburukan dan lain-lain]. Namun pada akhirnya al-Asyi’ary keluar dan tidak puas terhadap faham Mu’tazilah yang dianut oleh gurunya tersebut. Ia mengatakan sebagai berikut “ Saya tidak lagi mengikuti paham – paham tersebut dan saya harus menunjukkan keburukan –kaburukan dan kelemahan –kelemahannya”.16
Waktu itu Asy’ariah telah lama mengadakan peninjauan terhadap ajaran –ajaran Mu’tazilah , dan tempo 15 hari tersebut merupakan puncaknya , sebab sebelum saat- saat itu ia banyak mengadakan perdebatan –perdebatan dengan Al-Jubbai gurunya, tentang dasar –dasar paham aliran Mu’tazilah dan berakhir dengan kelemahan paham Mu’tazilah.
Diantara perdebatan – perdebatan itu ialah mengenai soal (keharusan mengerjakan yang terbaik bagi Tuhan).
Al-asy’ari : Bagaimana pendapat tuan terntang orang mu’min , orang kafir dan anak kecil ( yang mati )?
Al –jubbai : orang mu’min mendapat tingkatan yang tertinggi, orang kafir masuk neraka , dan anak kecil tergolong orang selamat.
Al-asy’ari : Kalau anak kecil tersebut ingin mencapai tingkatan tertinggi dapatkah ia?
Al –jubbai : Tidak dapat , karena orang mu’mi tingkatan yang tertinggi ,karena menjalankan ketaatan ,sedangkaan engkau tidak.
Al-asy’ari : Anak kecil akan menjawab “ itu bukan salah saya .Kalau Tuhan menghidupkan aku tentu aku akan mengerjakan ketaatan seperti orang mu’min tersebut.
Al –jubbai : Tuhan akan berkata “Aku lebih tahu tentag engkau .Kalau engkau hidup sampai besar ,tentu akan mendurhakai Aku dan Aku akan menyiksa engkau,. Jadi Aku mengambil yang lebih baik bagimu dan Aku matikan engkau sebelum dewasa.
Al-asy’ari : Kalau orang kafir tersebut berkata “ Ya Tuhan, Engakau mengetahui kedaanku dan kadaan anak keciltersebut,. Mengapa terhadap aku Engkau tidak mengambil tindakan yang lebih baik bagiku ( lebih menguntungkan )
Kemudian diamlah Al- Jubbai dan tidak dapat menjawabnya lagi17.
Asy’ari meninggalkan aliran Mu’tazilah selain karena merasa tidak puas terhadap konsepsi aliran tersebut ia juga melihat adanya perpecahan dikalangan kaum muslimin yang bisa melemahkan mereka ,kalau tidak segera diakhiri. Sebagai seorang muslim yang ghairat akan keutuhan kaum muslimin , ia sangat mengkhawtirkan kalau qur’an dan hadis- hadis nabi akan menjadi korban paham –paham aliran Mu’tazialah yang menurut pendapatnya tidak dibenarkan , karena didasarkan atas pemujaan kekuatan akal pikiran , sebagaimana dikhawatirkan juga akan menjadi korban sikap ahli hadist anthorophorpist yang hanya memegangi lahir nas-nas agama dengan meniggalkan jiwanya dan hampir menyerat Islam ke lembah kebekuan yang tidak dibenarkan , maka Asy’ari dan golongan textualist ( al- Haswiyah ) mengambil jalan tengah dan ternyata jalan tersebut diterima oleh mayoritas kaum muslimin18.
Disamping itu munculnya aliran Asy’ariyah juga didukung banyak faktor- faktor yang menguntungkan , diantarny yaitu
1. Kaum muslimin pada waktu itu sudah bosan mendengarkan perbedaan dan pertentangan persoalan Al-quran oleh aliran Mu’tazilah.
2. Al-asari sendiri seorang yang ulung ,sholeh dan taqwa juga unggul dalam ilmunya ,sehingga menarik orang banyak dan mendapat kepercayan dari mereka.
3. Aliran Mu’tazilah mereka tinggalkan ( khalifah – khalifah)dan mereka senang menggabunkan diri dengan orang –orang yang menentangnya
4. Banyak pengikut-pengikut Asy’ari yang kuat dan selalu menyebarkan ajaran –ajarannya.
Dengan adanya hal terebut di atas maka berkembanglah ajaran –ajaran Asy’ariah dengan pesat bahkan sampai sekarang ini., yang biasa dikenal dengan “Ahlusunnah Wal- Jama’ah”.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa ajaran Asy’ariah muncul karena adanya protes Al-Asy’ari pada aliran Mu’tazilah, bahwa aliran Mu’tazilah itu kurang benar, disamping itu juga terjadi perpecahan di kalangan umat islam dan ia juga pernah bermimpi bahwa ia pernah bertemu Rasulullah selama tiga kali ,bahwa ia disuruh meniggalkan aliran Mu’tazilah .
Diantara ajaran – ajaran pokok Asy’ariyah yaitu:
1. Tuhan dan sifat – sifat-Nya
2. Kebebasan dalam berkehendak (Free Will and Predestination)
3. Pelaku Dosa Besar
4. Akal dan Wahyu
5. Iman dan Kufur
6. Keadilan Tuhan
7. Perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia
B. Kritik dan Saran
Kami ,sebagai penulis menyadari bahwa makalah kami jauh sekali dari kesempurnaan , untuk itu segala kritik dan saran yang dapat membangun demi kebaikan makalah kami sangat kami harapkan .Baik dari Bapak dan Ibu dosen maupun dari pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
DR. Abdul Rozak, M.Ag. DR. Rosihon Anwar, M. Ag, Ilmu Kalam,
Pustaka Setia, Bandung: 2006.
Harun Nasution Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisis Pebandingan UI Press, Jakarta: 1986
A.Hanafi, Pengantar Theologi Islam, Pustaka Al-Husna. Jakarta
http://meetabied.wordpress.com/2010/02/20/Perbincangan Aliran -Aliran Teologi Tentang Anthoropomorphisme/.
1Abdul Rozak dan Rosihon Anwar ,Ilmu Kalam,Bandung:Pustaka SetiA,2000,hlm 121
2. Harun Nasution ,Teologi Islam Aliran –Aliran Sejarah Analisis Perbandingan ,Jakarta:UI-Press.1986 hlm136.
3 Ibid
4 Ibid ,137
5 Ibid.
6 Ibid ,139.
7 Ibid
8 Ibd ,144
9Abdul Rozak dan Rosihon Anwar ,Ilmu Kalam,Bandung:Pustaka Seti,2000,hlm 184.
10 Ibid.
11 Ibid 186.
121992, hlm 109. A.Hanafi, Pengantar Theologi Islam, Pustaka Al-Husna. Jakarta ,
13 Harun Nasution ,Teologi Islam Aliran –Aliran Sejarah Analisis Perbandingan ,Jakarta:UI-Press.1986 hlm 87.
14Abdul Rozak dan Rosihon Anwar ,Ilmu Kalam,Bandung:Pustaka Seti,2000,hlm 149.
15
1992, hlm 103. A.Hanafi, Pengantar Theologi Islam, Pustaka Al-Husna. Jakarta ,
16 Ibid , hlm 104
17 Ibid, hlm 104
18 Ibid , hlm 105
Kamis, 18 Maret 2010
as;ariyah
Langganan:
Postingan (Atom)